MY HEART


Gumpalan itu dalah gumpalan yang luar biasa, bukan sekedar gumpalan yang ada dalam tubuhku, yang melengkapi organ tubuhku layaknya seorang manusia. Dia sangat kuat, walupun kadang lemah, dia sangat pengertian, walaupun kadang susah dimengerti, dia keras tuk dihancurkan, tapi dia lemah tuk disakiti.

Aku berusaha tuk membuat dia tau akan keadaan diriku, yang selalu lemah akan kenyataan, tapi dia selalu membuatku mengerti akan kenyataan, dengan ketegarannya dia membuka mataku bahwa hidup ini dipenuhi kenyataan yang nyata, kenyata’an yang tak bisa dipungkiri oleh siapapun.

Dialah yang membuat diriku kuat, dan dia pulalah yang membuat diriku lemah, dikala dia menjerit kesakitan, aku mencoba tuk menenangkannya dengan segala usaha, walaupun aku turut merasa sakit. dikala dia berteriak riang gembira, aku mencoba tuk berbagi dengannya, dengan harapan aku akan merasakan kebahagiaan yang dirasanya.

Gumpalan itu tidaklah lain adalah hati kecilku, hati yang selalu menemaniku dikala aku sedih, menenangkanku dikala aku marah, membuka mataku akan kenyataan, dan menuntunku tuk melewati kenyataan itu.

Inilah aku, aku yang selalu bersandar pada hati kecilku, takkan kubiarkan hati ini berpaling dari diriku, karna takkan mampu diri ini hidup tanpanya, dan takkan kuasa diri ini tuk melewati pahit manisnya hidup.

Read Users' Comments (0)

KEPASTIAN

Kepastian itu senang……

Kepastian itu sedih…..

Kepastian itu tenang….

Kepastian itu gelisah….

Kepastian itu baik….

Kepastian itu buruk…

Kepastian itu derita…

Kepastian itu bahagia….

Kepastian itu sejuk…

Kepastian itu menusuk…

Kepastian itu adil….

Kepastian itu curang….

Kepastian itu ringan….

Kepastian itu berat….

Kepastian itu nyata…

Kepastian itu maya….

Kepastian itu dekat…

Kepastian itu jauh….

“kepastian dengan segala arti…..dan hahikat dari kepastian adalah kebenaran yang harus ada disetiap liku hidup ini….

Read Users' Comments (0)

RASA ITU


SETIAP manusia dianugrahi fitrah, fitrah yang nyata, yang akan dirasakan setiap orang dimuka bumi ini, yaitu rasa ketertarikan kepada lawan jenisnya,mempunyai rasa suka, rasa cinta, rasa ingin memiliki, karna itulah hidup ini ditakdirkan berpasang-pasangan, dan setiap orang pasti bertanya-tanya siapakah orang yang akan menjadi pasangannya atau pendampingnya kelak.

Inilah aku,aku yang juga sebagai manusia biasa, manusia yang merasakan rasa suka, rasa cinta, rasa ingin memiliki, dan menyayangi seutuhnya, dan tentunya kepada orang yang telah jatuh dihatiku, yang membuatku sadar bahwa aku menyukainya, menyayanginya, dan mencintainya.

Rasa itu telah berulang kali ada dalam diriku, yang telah mewarnai lika liku hidupku, mengukirkan pahit manisnya cinta yang telah menjadi pelajaran penting bagiku,dan segala kesalahan yang telah kulakukan akan menjadi pantangan besar untukku, karna aku takkan membiarkan diriku kehilangan orang yang aku sayangi aku cintai,aku ingin memilikinya dengan sepenuhnya sepenuh hatiku seutuhnya.

Dia, iya dialah orang yang telah hadir lagi dalam kehidupanku, orang yang telah menumbuhkan lagi rasa itu, rasa yang pernah menghilang karna kesalahan yang telah terjadi, kesalahan yang membuat diriku merasakan pahitnya cinta, kesalahan yang pernah memberiku goresan pedih, yang selalu membuatku sedih, dan terpuruk.

Dia, iya dialah orang yang telah menumbuhkan rasa itu, rasa mencintai, rasa menyayangi, rasa ingin memiliki sepenuhnya, takkan kubiarkan lagi diriku kehilangannya, aku sangat mencintainya, aku sangat menyayanginya, aku tak perduli apapun masalah yang akan ku hadapi, karna aku yakin dialah pelabuhan terakhirku, pelabuhan dimana kasih sayangku tercurahkan hanya untuknya, pelabuhan dimana cintaku terpatri hanya dihatinya, pelabuhan dimana rinduku hanya mengharapnya.

Ya Robb jadikanlah dia yang terbaik untukku, pendamping hidupku selamanya, sampai akhir hayatku…………

Read Users' Comments (2)

Memaknai Bencana Indonesia


Pamor Indonesia sebagai negara yang akrab dengan bencana alam sudah tidak diragukan lagi. Betapa tidak, rutinitas bencana terus berjalan dan berkesinambungan layaknya episode dalam sinetron. Tragedi kemanusiaan yang sangat menyayat hati ini sekarang telah menjadi sebuah ancaman serius bagi masyarakat Indonesia, karena ia bisa datang kapan saja dan di mana saja tanpa ada dugaan atau perhitungan sebelumnya. Suasana senang menikmati indahnya bumi Khatulistiwa, bisa saja setiap saat berubah menjadi suasana sedih dan menakutkan ketika melihat banyaknya korban berjatuhan dan rumah serta gedung yang runtuh oleh dahsyatnya getaran bumi.

Bila semua ini telah terjadi, lalu apakah kita hanya bisa diam menerima keadaan?

Tidak. Tentunya kita tidak bisa hanya tinggal diam dengan musibah yang menimpa kita. Paling tidak kita akan menanyakan, "Mengapa semua ini bisa terjadi?". Namun dari pertanyaan yang simpel itulah sebenarnya kita akan tahu apa yang selanjutnya harus kita perbuat? Dan apa yang ke depannya harus kita perbaiki?

Dalam menaggapi bencana atau memaknainya, semua orang tentu memiliki perspektif yang beragam. Ada yang memaknainya sebagai azab dan siksa dunia, ada juga menganggapnya sebagai ujian dan cobaan, ada juga yang menyikapinya sebagai peringatan atau teguran kepada kita semua, dan bahkan ada juga yang menjadikannya sebagai manfaat dan keuntungan. Itu semua tergantung pada individu masing-masing.

Namun tentunya kita sebagai Muslim dan masyarakat Indonesia yang umumnya beragama Islam, merasa bahwa bencana alam itu adalah sebuah cobaan dan peringatan dari Allah SWT. Kita yakin kalau cobaan ini bisa kita lewati dengan baik, maka kadar keimanan kita akan semakin bertambah.

”Apakah manusia menyangka bahwa mereka akan dibiarkan mengatakan ”Kami beriman”, sedangkan mereka tidak diuji? Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang dusta.” (QS Al-Ankabut: 2-3).

Di samping itu kita juga yakin kalau ini adalah peringatan keras dari Allah atas kelalaian kita selama ini. Allah memperingati kita dengan bencana ini agar kita kembali kepada-Nya, jangan seperti orang-orang terdahulu yang telah melakukan kemungkaran terhadap-Nya.

Maka, tatakala Allah menyelamatkan mereka, tiba-tiba mereka membuat kezaliman di muka bumi, tanpa (alasan) yang benar. Hai manusia, sesungguhnya kezalimanmu akan menimpa dirimu sendiri; (hasil kezalimanmu) hanyalah kenikmatan hidup duniawi, kemudian kepada Kami-lah kembalimu; lalu Kami kabarkan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.” (QS Yunus: 22-23).

Bagi mereka yang tertimpa musibah tersebut, maka tidak ada kata lain selain kata sabar. Tanpa kesabaran, maka untuk menerima semua ini sungguhlah berat. Dalam psikologi manusia, kehilangan keluarga, orang-orang tercinta, dan harta benda bukanlah hal yang mudah. Sedih dan beban mental sudah menjadi fitrah manusia, namun kesabaranlah yang akan membuktikan kualitas taqwa.

"Wahai orang-orang yang beriman! Mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan shalat. Sungguh, Allah beserta orang-orang yang sabar." (QS Al-Baqarah: 153).

Saatnya sekarang kita benar-benar melakukan perubahan yang nyata. Dari kemungkaran kepada ketaqwaan, dari kemusyrikan kepada keimanan. Sudah terlalu banyak orang yang berbicara tentang hikmah di balik bencana, sudah terlalu sering tulisan yang mengangkat tema hikmah dari bencana, tapi kalau itu semua hanya seperti angin lalu, maka apalah artinya. Wallahu a'alam. []

Read Users' Comments (0)

Arti Sahabat

Sahabat akan terus ada di hati, menunjukkan cinta sejati, menemani hidup ini, menunjukkan jalan menuju Ilahi Rabbi. Jasad boleh tiada, tapi pemberian sahabat harus selalu ada. Baik itu ilmu maupun cinta.

Read Users' Comments (0)